SEJARAH SINGKAT DESA BERNUNG
Pada abad ke-18, Desa Bernung merupakan bagian wilayah Tiyuh Negeri Sakti yang dihuni hanya beberapa kepala keluarga saja. Seperti kita ketahui bahwa pada tahun 1800-an, Indonesia adalah merupakan wilayah jajahan kolonial Belanda termasuk bernung dan sekitarnya. Untuk memperkuat wilayah jajahannya, kolonial belanda mendirikan perusahaan nya dimana-mana. Diantaranya di Bernung terdapat perkebunan kopi dan karet yang terletak di kaki Gunung Sukma Hilang (Gunung Betung sekarang), yang tenaga kerjanya sebagian besar didatangkan dari Pulau Jawa sebagai tenaga kontrak.
Seiring dengan perjalanan waktu, penduduk Bernung kian bertambah dan bahkan ada sekelompok masyarakat etnis Lampung dan Rantau Tijang datang ke Bernung dan mendiami wilayah di bantaran Way Bernung dengan Nama Tiyuh Memon. Kemudian setelah para pekerja berakhir masa kontraknya kepada perusahaan perkebunan milik Belanda, sehingga memilih untuk menetap di Bernung dan sebagian kembali ke Pulau Jawa, tetapi tidak lama kemudian mereka kembali dengan membawa serta anggota keluarga yag lain untuk menetap dan pindah ke bernung.
Dengan adanya perkembangan dan populasi penduduk bernung kian bertambah, maka pada Tahun 1902 Pesirah Way Semah menunjuk dan menetapkan seorang bernama Hi. Sulaiman untuk menjadi Kepala Kampung Bernung. Dalam melaksanakan pemerintahannya, Hi. Sulaiman dibantu dengan 3 orang, masing-masing :Acuk, Usup dan Ibrahim.
Nama Bernung sendiri diambil dari nama sebuah Pohon kayu yang sangat besar dan rindang, yang konon kabarnya pohon tersebut tumbuh di tepi Way Bernung tepat dilokasi pemakaman umum Bernung 1 yang bersebrangan dengan Masjid Al Jami’ Desa Bernung. Tepat dipinggir jalan raya yang menghubungkan Gedong Tataan dengan Bandar Lampung. Dari sejak itulah kampung ini dinamakan Kampung Bernung sampai sekarang. Mengingat bahwa usia Kepala Kampung Bernung yang bernama Hi. Sulaiman sudah tua, maka pada Tahun 1938 Jabatan Kepala Kampung diserahkan kepada seorang pembantunya yang bernama Ibrahim. Disetujui dan disyahkan oleh Pesirah Way Semah, jabatan tersebut berakhir sampai dengan tahun 1945.
Jl. Raya Bernung Km 18 Desa Bernung Kec. Gedong Tataan Kab. Pesawaran Gedong Tataan